Orang Terkaya Ketiga di Indonesia Hibahkan Saham Senilai Rp123 Triliun kepada Putrinya.

 


Konglomerat Low Tuck Kwong telah menyerahkan 22 persen atau sekitar 7.333.333.700 saham di perusahaannya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), kepada putrinya, Elaine Low. Informasi ini diungkapkan oleh Bayan Resources dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).


Saat ini, harga saham BYAN tercatat di level Rp16.875 per saham. Dengan demikian, total nilai 7,33 miliar saham atau 22 persen dari saham BYAN mencapai Rp123,75 triliun.


"Dato' Low Tuck Kwong, sebagai seorang ayah, bermaksud mengalihkan sebagian sahamnya kepada anaknya, Elaine Low, sebagai bagian dari perencanaan suksesi keluarga jangka panjang," ungkap Jenny Quantero, Sekretaris Perusahaan Bayan Resources, pada Kamis (29/8).


Dengan pengalihan ini, jumlah kepemilikan saham Low Tuck Kwong menurun dari 20.716.816.570 lembar saham menjadi 13.383.482.870 lembar saham.


Meski demikian, Low Tuck Kwong tetap memegang kendali penuh sebagai pemegang saham utama perusahaan. Hal ini disebabkan oleh Elaine Low yang akan mengikuti arahan ayahnya dalam menggunakan hak suara atas seluruh saham yang dimilikinya.


Namun, siapa sebenarnya Low Tuck Kwong sehingga ia mampu menyerahkan saham senilai Rp123 triliun kepada putrinya?


Low Tuck Kwong merupakan salah satu pengusaha terkaya di Indonesia, menduduki peringkat ketiga menurut Forbes. Kekayaannya saat ini tercatat mencapai US$24,3 miliar atau sekitar Rp376 triliun, dengan asumsi kurs Rp15.495 per dolar AS.


Meskipun kini dikenal sebagai pengusaha sukses di Indonesia, Low Tuck Kwong sebenarnya lahir di Singapura. Pada tahun 1972, ia merantau ke Indonesia untuk mencari peruntungan. Setelah sekitar dua dekade, ia resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).


Pada tahun 1997, Kwong memutuskan untuk membeli perusahaan tambang batu bara pertamanya, PT Gunungbayan Pratamacoal, yang kini dikenal sebagai Bayan Resources. Keputusannya ini menjadi titik awal melonjaknya kekayaan Kwong.


Setahun setelahnya, melalui perusahaannya PT Dermaga Perkasapratama, Kwong mulai mengoperasikan terminal batu bara di Balikpapan, Kalimantan Timur.


Ketika harga saham dan batu bara mengalami penurunan, Kwong mengambil langkah berani dengan membeli kembali saham perusahaannya sendiri, BYAN, sebagai investasi pribadi dengan kepemilikan langsung.


Selain di sektor batu bara, Kwong juga meraup kekayaan dari bisnis pelayaran yang berbasis di Singapura melalui Manhattan Resources. Ia juga memiliki kepentingan di beberapa perusahaan lain seperti The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.


Bisnisnya terus berkembang pesat, termasuk di sektor teknologi. Saat ini, Kwong mendukung SEAX Global, sebuah perusahaan yang tengah membangun sistem kabel bawah laut untuk memperkuat konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.


Low Tuck Kwong, salah satu konglomerat terkaya di Indonesia, telah menghibahkan 22 persen atau sekitar 7.333.333.700 saham dari perusahaannya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), kepada putrinya, Elaine Low. Pengumuman ini disampaikan dalam keterbukaan informasi yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).




Pada perdagangan saat ini, harga saham BYAN berada di level Rp16.875 per lembar saham. Total nilai 7,33 miliar saham atau 22 persen dari saham BYAN ini setara dengan Rp123,75 triliun.


Sekretaris Perusahaan Bayan Resources, Jenny Quantero, menyampaikan pada Kamis (29/8), bahwa Low Tuck Kwong sebagai seorang ayah memiliki niat untuk mengalihkan sebagian sahamnya kepada anaknya, Elaine Low, sebagai bagian dari rencana suksesi jangka panjang keluarga.


Dengan adanya pengalihan ini, jumlah saham yang dimiliki oleh Low Tuck Kwong berkurang dari 20.716.816.570 lembar saham menjadi 13.383.482.870 lembar saham.


Meskipun jumlah kepemilikannya menurun, Low Tuck Kwong tetap memegang posisi sebagai pemegang saham utama dan pengendali perusahaan. Hal ini dikarenakan Elaine Low akan mengikuti arahan ayahnya dalam menggunakan hak suara atas seluruh saham yang dimilikinya.


Namun, siapakah Low Tuck Kwong yang mampu mewariskan saham senilai Rp123 triliun kepada anaknya?


Low Tuck Kwong dikenal sebagai orang terkaya ketiga di Indonesia menurut Forbes, dengan kekayaan mencapai US$24,3 miliar atau sekitar Rp376 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.495 per dolar AS).


Low Tuck Kwong sendiri lahir di Singapura dan merantau ke Indonesia pada tahun 1972. Setelah sekitar 20 tahun, ia resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).


Pada tahun 1997, Kwong memulai kiprahnya di bisnis batu bara dengan membeli PT Gunungbayan Pratamacoal, yang kini dikenal sebagai Bayan Resources. Langkah ini menjadi awal dari pertumbuhan kekayaan Kwong yang pesat.


Setahun kemudian, melalui PT Dermaga Perkasapratama, Kwong mulai mengoperasikan terminal batu bara di Balikpapan, Kalimantan Timur.


Di tengah harga saham dan batu bara yang mengalami penurunan, Kwong tidak ragu untuk membeli kembali saham perusahaannya sendiri, BYAN, sebagai bagian dari strategi investasinya.


Selain bisnis batu bara, Kwong juga sukses di industri pelayaran melalui Manhattan Resources yang berbasis di Singapura. Ia juga memiliki kepentingan di beberapa perusahaan lain seperti The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.


Bisnis Kwong terus berkembang, termasuk di sektor teknologi. Saat ini, ia mendukung SEAX Global, perusahaan yang sedang membangun sistem kabel bawah laut untuk menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.


Elaine Low adalah putri dari konglomerat terkenal Low Tuck Kwong, salah satu orang terkaya di Indonesia. Namanya mulai dikenal publik setelah ia menerima warisan berupa saham senilai Rp123,75 triliun dari ayahnya. Elaine mendapatkan 22 persen atau sekitar 7.333.333.700 saham dari perusahaan tambang batu bara milik keluarganya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), sebagai bagian dari perencanaan suksesi jangka panjang keluarga.




Sebagai anak dari seorang pengusaha besar, Elaine Low tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan pengaruh bisnis dan investasi. Meskipun tidak banyak informasi publik yang tersedia tentang kehidupan pribadinya, Elaine dikenal memiliki peran penting dalam mempertahankan dan mengembangkan kekayaan keluarga. Dengan latar belakang keluarga yang sangat terlibat dalam industri pertambangan, Elaine telah mendapatkan pemahaman mendalam tentang bisnis ini sejak usia muda.


Elaine Low juga dipersiapkan untuk meneruskan kendali atas imperium bisnis keluarganya. Sebagai penerima saham dalam jumlah besar, ia kini memiliki tanggung jawab yang besar untuk memastikan kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan. Dalam perannya, Elaine diharapkan akan mengikuti jejak ayahnya dalam mengelola perusahaan dengan bijaksana dan strategis. Meskipun Elaine sekarang memegang kendali atas saham yang diwariskan kepadanya, ayahnya, Low Tuck Kwong, tetap menjadi pemegang saham utama dan pengendali perusahaan. Ini menandakan bahwa Elaine akan menjalankan perannya di bawah arahan dan bimbingan ayahnya, memastikan bahwa nilai-nilai dan visi keluarga tetap terjaga.


Keterlibatan Elaine dalam dunia bisnis tidak terbatas pada PT Bayan Resources. Seiring dengan kepercayaan yang diberikan ayahnya, Elaine memiliki peluang untuk memperluas dan mendiversifikasi portofolio bisnis keluarga ke sektor-sektor lain yang menjanjikan. Dukungan dari Low Tuck Kwong dan pengalaman yang ia peroleh dari lingkungan bisnis di sekitarnya menjadi modal penting bagi Elaine untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.


Meskipun Elaine Low tidak sepopuler ayahnya di media, peranannya di balik layar sangat krusial dalam melanjutkan dan memperkuat warisan bisnis keluarganya. Sebagai generasi penerus, Elaine Low tidak hanya mewarisi kekayaan materi, tetapi juga tanggung jawab untuk menjaga dan mengembangkan aset-aset keluarga, serta melanjutkan nilai-nilai yang telah dibangun oleh ayahnya.


Lebih baru Lebih lama