Para pemegang tiket untuk Forever Young Festival merasakan kekecewaan mendalam setelah acara musik tersebut mengalami penundaan, bersama dengan Playground Festival yang juga diadakan di Locca Sea House, Jimbaran, Bali. Penundaan ini disebabkan oleh Thomas Alfa Bernard, pemilik promotor Thom Entertainment, yang diduga membawa kabur dana sebesar US$400 ribu atau sekitar Rp6,29 miliar (US$1=Rp15.738).
Wiwig Prayugi, seorang pekerja dari Jakarta, mengungkapkan rasa kecewa dan kerugian pribadi akibat penundaan Forever Young Festival. Ia merasa dirugikan karena telah membayar biaya akomodasi seperti tiket pesawat dan hotel.
"Saya bersama dua teman saya telah sepenuhnya memesan tiket pesawat dan akomodasi hotel. Sangat merugikan karena kami datang ke Bali hanya untuk konser tersebut, dan seperti yang kita ketahui, tiket domestik sangat mahal," ungkap Wiwig.
Wiwig mendesak agar Locca Sea House dan Megatix segera melaporkan Thomas Alfa Bernard kepada pihak berwajib terkait dugaan penggelapan uang festival.
"Kami berharap Locca dan Megatix segera melaporkan kasus ini ke polisi," tegas Wiwig.
Forever Young Festival yang dijadwalkan pada 27 September dan Playground Festival yang direncanakan pada 26 Oktober mengalami penundaan. Megatix menjelaskan bahwa Playground Festival, yang mengundang Ice Cube sebagai salah satu artis, telah berusaha menghubungi manajemen rapper tersebut. Namun, manajemen Ice Cube menyatakan bahwa mereka tidak memiliki jadwal tampil di Bali dalam waktu dekat dan meminta agar semua materi promosi diturunkan.
Selain itu, Megatix mengungkapkan bahwa Thomas Alfa Bernard telah menyalahgunakan dana sebesar US$400 ribu untuk penyelenggaraan festival. Promotor tersebut kini menghilang dan tidak dapat dihubungi.
"Promotor yang bertanggung jawab atas acara ini gagal menjalankan tugasnya. Mereka tidak dapat dihubungi lagi, dan penyelidikan lebih lanjut menunjukkan adanya masalah serius dengan transaksi yang terjadi," kata Megatix.
Locca Sea House hanya bertindak sebagai tempat penyelenggaraan acara dan tidak terlibat dalam pengelolaan dana. Oleh karena itu, Megatix menyatakan bahwa mereka, bersama beberapa pihak lainnya, menghadapi kesulitan karena Thom tidak bisa dihubungi.
Mereka juga meminta bantuan dari semua orang, terutama yang mengetahui atau mengenal Thom, untuk memberikan informasi agar masalah ini dapat disampaikan kepada pihak berwenang.
Informasi dapat disampaikan melalui surel resmi mereka di support@megatix.co.id. Hingga saat ini, belum ada pembaruan lebih lanjut di situs resmi promotor, Forever Young Festival, atau Playground Festival.
Promotor Diduga Menggelapkan Rp6,2 Miliar, Dua Festival Musik di Bali Terpaksa Ditunda
Forever Young Festival, yang sebelumnya dijadwalkan pada 27 September di Locca Sea House, Jimbaran, Bali, telah resmi ditunda. Pengumuman penundaan ini disampaikan melalui situs resmi Megatix. Penundaan tidak hanya berlaku untuk Forever Young Festival, tetapi juga untuk Playground Festival yang seharusnya berlangsung pada 26 Oktober. Kedua acara ini dipromosikan oleh Thom Entertainment.
Dalam pernyataan resminya, Megatix mengungkapkan bahwa mereka telah menghubungi manajemen Ice Cube, yang seharusnya tampil dalam Playground Festival. Namun, manajemen rapper tersebut menyatakan bahwa mereka tidak memiliki jadwal tampil di Bali dalam waktu dekat dan meminta agar semua materi promosi dihapus.
Megatix menyatakan, "Promotor yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan acara ini gagal memenuhi kewajibannya. Saat ini, promotor tidak dapat dihubungi, dan investigasi lebih lanjut telah menunjukkan adanya masalah serius terkait transaksi yang dilakukan."
Mereka menambahkan bahwa Thomas Alfa Bernard, pemilik Thom Entertainment, diduga telah menyalahgunakan atau gagal membayar dana sebesar hampir US$400.000, yang setara dengan sekitar Rp6,29 miliar (US$1=Rp15.738,15). "Masalah ini tidak hanya memengaruhi acara-acara ini tetapi juga berdampak pada berbagai pihak lain, termasuk tempat acara, artis, agen perjalanan, staf, dan bahkan pihak gereja," tegas Megatix.
Thomas Alfa Bernard, sebagai pemilik Thom Entertainment, bertanggung jawab penuh atas semua aspek keuangan dari acara tersebut. Berdasarkan perjanjian, ia harus memastikan semua biaya ditangani dengan benar dan bertanggung jawab atas pengembalian dana jika acara tidak terlaksana sesuai rencana.
Locca Sea House, yang hanya berfungsi sebagai lokasi acara, tidak terlibat dalam pengelolaan dana. Oleh karena itu, Megatix bersama beberapa pihak terkait menghadapi kesulitan karena Thom tidak dapat dihubungi. Mereka juga menegaskan bahwa saat ini mereka sedang berusaha keras, termasuk berkoordinasi dengan para artis, untuk memastikan acara tetap bisa diadakan di Bali. Namun, mereka membutuhkan waktu untuk menyelesaikan pengaturannya.
"Kami telah berbicara dengan semua artis dan agen yang terlibat, dan mereka berkomitmen untuk tetap tampil di Bali. Meskipun demikian, proses ini akan memerlukan waktu," ujar Megatix bersama Locca Sea House. "Setiap pemegang tiket untuk acara yang dipromosikan oleh Thom akan menerima tiket untuk acara yang baru setelah kami dapat menyelesaikan pengaturannya."
Sementara itu, Megatix meminta pengertian dan kesabaran dari para penggemar selama mereka menghadapi situasi yang menantang ini. Mereka berjanji akan memberikan pembaruan segera setelah informasi terbaru tersedia.
Megatix juga mengimbau kepada semua orang yang memiliki informasi tentang Thom untuk segera memberikan informasi tersebut agar masalah ini dapat disampaikan kepada pihak berwenang. Informasi dapat dikirimkan melalui email resmi mereka di support@megatix.co.id. Hingga saat ini, belum ada informasi tambahan yang tersedia di situs resmi promotor, Forever Young Festival, maupun Playground Festival.
Tanggapan dari penonton mengenai penundaan Forever Young Festival dan Playground Festival sangat beragam, namun mayoritas menunjukkan kekecewaan dan frustrasi yang mendalam. Berikut adalah beberapa reaksi umum dari penonton terkait peristiwa ini:
Kekecewaan dan Kerugian Pribadi:
Banyak penonton, seperti Wiwig Prayugi dari Jakarta, merasa sangat kecewa karena mereka telah membuat persiapan besar untuk acara tersebut. Wiwig mengungkapkan kerugian karena telah memesan tiket pesawat dan akomodasi hotel jauh-jauh hari sebelumnya. “Kami sudah memesan tiket pesawat dan hotel, dan semua itu hanya untuk acara ini. Rasa rugi sangat besar karena kami datang ke Bali hanya untuk konser,” ujar Wiwig. Banyak penonton lain yang merasakan hal serupa, merasa bahwa mereka mengalami kerugian finansial dan emosional akibat penundaan ini.
Kritik Terhadap Promotor:
Penonton mengarahkan kemarahan mereka pada promotor, Thom Entertainment, dan terutama pada Thomas Alfa Bernard. Mereka merasa bahwa tanggung jawab promotor untuk menyelenggarakan acara dan mengelola dana tidak terpenuhi dengan baik. Beberapa penonton menuntut agar pihak-pihak terkait segera melaporkan kasus ini ke polisi agar promotor bertanggung jawab atas penggelapan dana yang terjadi.
Permintaan Pengembalian Dana:
Banyak penonton yang meminta pengembalian dana untuk tiket dan biaya akomodasi mereka. Mereka merasa bahwa hak mereka sebagai konsumen harus dilindungi, terutama karena mereka telah memenuhi semua kewajiban pembayaran tetapi tidak mendapatkan layanan sesuai yang dijanjikan.
Harapan untuk Solusi dan Penundaan Acara:
Beberapa penonton menunjukkan harapan agar Megatix dan pihak terkait dapat segera menyelesaikan masalah ini dan memastikan acara tetap berlangsung di masa depan. Mereka memahami bahwa situasi ini di luar kendali mereka, tetapi tetap berharap agar penyelenggara dapat memberikan solusi yang memuaskan, seperti menjadwalkan ulang acara atau memberikan kompensasi.
Permintaan Informasi Lebih Lanjut:
Banyak penonton juga meminta informasi lebih lanjut mengenai status acara dan langkah-langkah yang diambil oleh penyelenggara untuk menyelesaikan masalah ini. Mereka berharap agar pihak penyelenggara memberikan pembaruan yang jelas dan transparan mengenai perkembangan situasi dan langkah-langkah selanjutnya.
Secara keseluruhan, tanggapan dari penonton mencerminkan campuran kekecewaan, kemarahan, dan harapan. Mereka menginginkan kejelasan, keadilan, dan tindakan yang tepat dari semua pihak yang terlibat untuk mengatasi permasalahan yang telah terjadi.