Jakarta, Pepe News (10/9) - Pada hari Selasa (10/9), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan salam perpisahan kepada warga Deli Serdang, Sumatera Utara, seusai meninjau pasar tradisional Delimas Lubuk Pakam. Jokowi menyampaikan bahwa masa jabatannya sebagai Presiden akan segera berakhir pada 20 Oktober 2024.
"Saya ingin pamit, karena dalam sekitar satu setengah bulan lagi saya sudah tidak menjabat sebagai Presiden," ucap Jokowi dalam sebuah video yang diunggah di YouTube oleh Sekretariat Presiden, Selasa (10/9).
Selain berpamitan, Jokowi juga mengungkapkan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia. Ia meminta maaf apabila ada kebijakan selama dua periode pemerintahannya yang mungkin tidak menyenangkan sebagian warga.
"Saya pamit kepada masyarakat dan saya juga mohon maaf kalau ada kebijakan yang mungkin kurang berkenan di hati masyarakat," jelasnya.
Presiden Jokowi sudah beberapa kali menyampaikan perpisahan dan permintaan maaf kepada masyarakat. Sebelumnya, ia juga berpamitan kepada pedagang di Pasar Soponyono, Rungkut, Surabaya, pada Jumat (6/9) lalu.
Permintaan maaf secara resmi juga telah ia sampaikan dalam pidato kenegaraan di sidang tahunan MPR RI pada Jumat (16/8). Jokowi menyatakan bahwa selama masa jabatannya, ia telah berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi harapan masyarakat. Namun, ia menyadari bahwa tidak semua harapan dapat terpenuhi.
Jokowi dan Rencana 40 Hari Berkantor di IKN: Pesan Terakhir Menjelang Akhir Jabatan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menghabiskan sisa masa jabatannya dengan berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur selama 40 hari. Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, menyatakan bahwa Jokowi akan berkantor di IKN hingga sehari sebelum Prabowo Subianto dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang.
"Pak Jokowi akan berkantor di IKN dari 10 September hingga 19 Oktober, sekitar 40 hari," ujar Heru kepada awak media di Jakarta, Jumat (6/9).
Belakangan, pihak Istana mengumumkan bahwa Presiden akan memulai aktivitas kantor di IKN pada 11 September, bukan 10 September seperti yang sebelumnya disebutkan.
Keputusan Jokowi untuk berkantor di IKN tidak muncul tiba-tiba. Sebelumnya, Jokowi berencana pindah kantor ke IKN pada Agustus, namun rencana ini tertunda karena infrastruktur penting seperti pasokan air bersih dan bandara belum siap. Setelah itu, jadwal berkantor di IKN sempat bergeser ke September, namun tertunda lagi karena masalah yang sama. Selain itu, sekitar 1.700 ASN yang seharusnya dipindahkan ke IKN pada awal September juga belum jadi dipindah.
Meski berkantor di IKN, Jokowi akan tetap melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah selama periode tersebut. Presiden juga direncanakan untuk memimpin rapat paripurna terakhir di IKN pada Kamis, 12 September mendatang.
Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, menyatakan bahwa langkah Jokowi untuk menghabiskan masa jabatannya di IKN adalah hal yang wajar. IKN merupakan warisan yang akan ditinggalkan Jokowi sebagai simbol perubahan besar di Indonesia.
"Istana Garuda yang menjadi kantor presiden sudah bisa digunakan. Sangat wajar jika Presiden Jokowi ingin merasakan bekerja di Istana Garuda sebelum menyerahkan estafet kepemimpinan kepada presiden yang baru," ujar Hasan dalam pesan singkatnya.
Selain itu, Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro, menilai bahwa Jokowi berkantor di IKN bukan hanya untuk bekerja, tetapi juga untuk menyampaikan pesan penting kepada publik. Agung berpendapat bahwa Jokowi ingin menegaskan bahwa proyek pembangunan IKN adalah prioritas yang harus diteruskan oleh presiden berikutnya.
"Presiden Jokowi ingin menyampaikan bahwa IKN adalah proyek serius yang tidak boleh diabaikan. Secara personal, Jokowi ingin memastikan bahwa pembangunan IKN harus terus berjalan, dan ini juga menjadi pesan bagi Prabowo yang akan melanjutkan kepemimpinan," ujar Agung.
Agung juga menyatakan bahwa keputusan Jokowi untuk berkantor di IKN selama 40 hari adalah dorongan bagi semua pihak untuk segera menyelesaikan pembangunan IKN. Meski demikian, ia menilai bahwa aktivitas berkantor di IKN tidak akan mengganggu kinerja kabinet.
"Untuk rapat kabinet, infrastruktur di IKN sudah siap. Jadi tidak ada masalah bagi Jokowi untuk tetap memimpin rapat dari sana," lanjut Agung.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Verdy Firmantoro, seorang pakar komunikasi politik dari Universitas Brawijaya, menyatakan bahwa Jokowi ingin menekankan bahwa pembangunan IKN adalah salah satu pencapaian terbesarnya. Verdy berpendapat bahwa dengan berkantor di IKN, Jokowi ingin menunjukkan bahwa proyek ini bukan hanya sekadar wacana, tetapi sebuah proyek nyata yang perlu mendapat perhatian lebih.
"Presiden Jokowi berupaya memberikan legitimasi lebih kepada IKN sebagai ibu kota masa depan Indonesia. Ini adalah sinyal bahwa proyek IKN bukan sekadar simbolis, tetapi sesuatu yang memerlukan kerja nyata dan komitmen," ujar Verdy.
Lebih lanjut, Verdy menilai bahwa Jokowi memilih durasi 40 hari untuk berkantor di IKN dengan pertimbangan yang lebih mendalam. Menurutnya, angka 40 hari dalam budaya Jawa memiliki makna simbolis yang terkait dengan fase transisi penting dalam kehidupan seseorang.
"Pemilihan durasi 40 hari mungkin mengandung elemen simbolis, terutama dalam tradisi Jawa, yang seringkali mengaitkan angka ini dengan masa-masa transisi atau perubahan yang signifikan," kata Verdy.
Verdy juga menambahkan bahwa keputusan Jokowi untuk berkantor di luar Pulau Jawa, khususnya di IKN, bisa jadi merupakan upaya untuk mengurangi kesan bahwa pemerintahannya berpusat di Jawa.
"Dengan berkantor di IKN selama 40 hari, Jokowi mungkin ingin menunjukkan bahwa ia tidak hanya berfokus pada Jawa. Ini juga bisa dilihat sebagai upaya refleksi setelah dua periode kepemimpinannya," jelas Verdy.
Keputusan Jokowi untuk berkantor di IKN selama 40 hari ini tidak hanya berfungsi sebagai simbol, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan transisi kepindahan ibu kota berjalan lancar di bawah pemerintahan yang baru.
Di Hadapan Jokowi, Prabowo Ungkap Tak Sabar Berkantor di IKN
Presiden terpilih Prabowo Subianto menyatakan antusiasmenya untuk segera bekerja di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Hal ini disampaikannya dalam sidang kabinet perdana yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di IKN.
Prabowo merasa bangga dengan kemajuan pembangunan IKN yang sudah berlangsung. Ia memuji kehadiran unsur budaya Indonesia yang terasa di setiap bangunan di ibu kota baru tersebut.
"Semua ini membuat saya tidak sabar untuk mulai bekerja di sini, Pak," ujar Prabowo dalam sidang kabinet di Istana Negara, IKN, Senin (12/8), yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Sambil berseloroh, Prabowo berkata, "Pak Jokowi yang kerja keras, tapi saya yang pertama menikmatinya. Memang begitu takdirnya, Pak."
Ia memberikan penghargaan kepada Otorita IKN atas progres pembangunan ibu kota baru. Prabowo berharap Otorita IKN segera menyelesaikan pembangunan pusat pemerintahan.
Menurut Prabowo, prioritas selanjutnya adalah pembangunan gedung-gedung legislatif dan yudikatif. Dia optimis, bila pusat pemerintahan sudah rampung, para investor akan berbondong-bondong datang.
Prabowo juga meminta Otorita IKN agar mempersiapkan langkah antisipasi terkait dengan konsep kota hutan di IKN. Dia khawatir, jika tidak direncanakan dengan baik, konsep yang bagus itu bisa menimbulkan masalah.
"Dengan konsep forest city, masalah hutan menjadi sangat penting. Kita harus siap menghadapi ancaman kebakaran hutan," katanya.
"Kita harus memanfaatkan teknologi yang ada dan mungkin merencanakan langkah lebih besar untuk menghadapi skenario terburuk," tambah Prabowo.